Welcome to My Room

Serba-Serbi Perikanan, Bisnis Online dan LUAT TAH.| Menyediakan Pemesanan Benih Lele Sangkuriang (Khusus Wilayah Aceh)Hub : 082366262006

Kamis, 26 Agustus 2010

Laporan Praktikum Oseanografi

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
1.2 tujuan dan mamfaat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 parametar fisika dan kimia
a. pasut
b. gelombang
c. arus
d. kecerahan
e. suhu
f. salinitas
g. PH
BAB III BAHAN DAN METODE
3.1 waktu dan tempat
3.2 bahan dan alat
3.3 metode pratikum
3.4 analisis data
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 keadaan umum lokasi
4.2 kualitas fisika dan kimia perairan
4.3 analisis parameter fisika
BAB V PENUTUP
5.1 kesimpulan
5.2 saran
DAFTAR PUSTAKA


BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Oseanografi adalah ilmu yang mempelajari tentang perairan laut, yang mencakup pengetahuan tentang faktor biotik dan abiotik serta interaksi yang terjadi diantaranya. Perairan laut adalah suatu badan air yang berhubungan dengan lautan.
Untuk mengetahui apakah terdapat suatu keseimbangan antara factor biologi dan habitatnya, yaitu organisme dengan factor – factor fisika dan kimia suatu perairan serta kondisi fisik alam dalam perairan diperlukan pengetahuan tentang ukuran factor – factor tersebut secara kualitatif dan kuantitatif.( Asdak,2002)
Beberapa factor lingkungan penentu perairan diperanguhi pengelolaan dan kelansungan hidup, kondisi fisik alam, pertumbuhan, atau reproduksi organism akuatik dapat dilihat dari sifat fisika, kimia dan biologi perairan. Namun disini kita akan membahas tentang factor fisika dan kimia perairan.
Factor kimia meliputi : Salinitas dan PH sedangkan factor fisika meliputi : Pasang surut, gelombang, arus,kecerahan dan suhu
Kegiatan pratikum lapang kepada maha siswa merupakan salah satu solusi dalam menciptakan generasi yang unggul.dengan adanya penelitian dan pengajaran secara langsung ini diharapkan mahasiswa dapat mandiri dalam menglola potensi perikanan dan kelautan diwilayah pantai barat selatan.
2. Tujuan dan manfaat
Praktikum kali ini bertujuan menganalisa dan mengenal parameter apa saja yang menjadi penentu ukuran kualitas dari suatu perairan terutama pada perairan yang sudah ditentukan sebagai lokasi praktikum.
Sedangkan manfaatnya ialah agar para mahasiswa(i) atau praktikan dapat mengetahui kondisi fisik pada suatu perairan dan huga dapat menghitungnilai parameter fisika dan kimia di perairan tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Parameter Fisika
 Pasang Surut
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi bumi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan kea rah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara lansung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar dari pada gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik air laut kearah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumidan bidang orbital bulan dan matahari. ( www.oseanografi.blogspot.com )
Terdapat tiga tipe pasang surut yang didasarkan pada periode dan keteraturannya, yaitu :
• Pasang surut harian (diurnal)
• Pasnag surut tengah harian (semi diurnal)
• Pasang surut campuran ( mixed tides)
Dalam sebulan variasi harian rentang pasang surut berubah secara sistematis terhadap siklus bulan. Rentang pasang surut juga tergantung pada bentuk perairan dan konfigurasi lantai samudera.  www.wikipedia.org)
 Suhu
Suhu adalah ukuran derajat panas atau dingin suatu benda,alat yang digunakan untuk mengukur suhu disebut thermometer. Suhu air diperanguhi komposisi subtract, kecerahan, kekeruhan, air tanah, dan pertukaran air, panas udara akibat respirasi dan naungan dari kondisi perairan tersebut. ( Sihotang, 2006 ).
Semakin tinggi suhu suatu benda,semakin panas benda tersebut. secara mikrokopis,suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda setiap atom.dalam suatu benda masing-masing bergerak,baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan ditempat berupa getaran.makin tingginya energi atom-atom penyusun benda,semakin tinggi suhu benda tersebut.
 Kecerahan
Kecerahan suatu perairan menetukan sejauh mana cahaya matahari dapat menembus suatu perairan dan sampai kedalaman berapa proses fotosintesis dapat berlansung sempurna. Kecerahan yang mendukung apabila Seichi disk mencapai 20-40 cm dari permukaan. ( Chakroff dalam Syukur,2002)
Kecerahan merupakan ciri penentu untuk pencerahan,penglihatan yang mana suatu sumber dilihat memancarkan sejumlah kandungan cahaya.dalam kata lain kecerahan adalah pencerahan yang terhasil dari pada kekilauan sasaran penglihatan,kecerahan merupakan suatu ukuran dimana cahaya didalam air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel kaloid dan suspensi dari suatu bahan pencemaran,antara lain bahan organic dari buangan-buangan industry,rumah tangga,pertanian yang terkandung di perairan.
 Arus
Arus adalah pergerakan massa air secara horizontal yang disebabkan oleh angin yang bertiup terus menerusdipermukaan dan densitas air. ( Sidjabat,1976 )
Menurut Hadikusumah (1988) Menyatakan system sehingga menuju arus atau pola sirkulasi merupakan salah satu aspek dinamika air yang sangat penting karena berpengaruh terhadap lingkungan disekitarnya. Misalnya terdapat sebaran biologi, kimia, polusi dan sedimen.
Arus juga merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dikarenakan tiupan angin atau perbedaan densitas/pegerakan gelombang panjang (Nontji,1987).
Pergerakan arus dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain arah angin,perbedaan tekanan air,perbedaan densitas air,gaya coriolis dan arus ekman,topografi dasar laut,arus permukaan,opweling dan downwelling.
Menurut Sahala Hutabarat (1986) Selain angin, arus dipengaruhi oleh paling tidak tiga factor yaitu,:
1. Bentuk topografi dasar lautan dan pulau-pulau yang ada disekitarnya.
2. Gaya coriollis dan arus ekman.
3. Perbedaan densitas serta upwelling dan singking.
Adapun jenis-jenis arus dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
1. Berdasarkan penyebab terjadinya
• Arus ekman yaitu arus yang di pengaruhi oleh angin.
• Arus termohaline yaitu arus yang dipengaruhi oleh densitas dan gravitasi.
• Arus pasut yaitu arus yang dipengaruhi oleh pasut.
• Arus geostropik yaitu dipengaruhi oleh gradient tekanan mendatar dan gaya coriollis.
2. Berdasakan kedalaman
• Arus permukaan yaitu terjadinya beberapa ratus meter dari permukaan,bergerak dengan arah horizontal dan dipengaruhi oleh sebaran angin.
• Arus dalam yaitu terjadi jauh didasar kolam perairan arah pergerakan tidak dipengaruhi oleh pola sebaran angin dan membawa massa air dari daerah kutub kedaerah ekuator
 Gelombang
Gelombang adalah peristiwa naik turunnya permukaan air laut dari ukuran kecil (tiak) sampai yang paling panjang (pasang surut). Gelombang yang terjadi diperaiaran teluk pelabuhan ratu merupakan gelombang hasil rambatan yang terjadi disamudra Indonesia.gelombang ini dipengaruhi oleh kondisi topograpik dasar laut dan keadaan angin,hasil pengamatan memperlihatkan bahwa keadaan gelombang tertinggi terjadi pada periode bulan desember sampai februari (musim barat),ketinggian gelombang mencapai 2.5 m – 5 m.sedangkan pada bulan lainnya tinggi gelombang yang tercatat kurang dari 1,5 meter (Nurjaya,1993).
Penyebab utama terjadinya gelombang adalah angin.gelombang dipengaruhi oleh kecepatan angin,lamanya angin bertiup,dan jarak tanpa rintangan saat angin bertiup (fetch).gelombang terdiri dari panjang gelombang,tinggi gelombang,periode gelombang,kemiringan gelombang dan frekuensi gelombang.panjang gelombang adalah jarak berturut-turut antara dua puncak atau dua buah lembah.tinggi gelombang adalah jarak vertical antara puncak dan lembah gelombang.
Periode gelombang adalah waktu yang dibutuhkan gelombang untuk kembali pada titik semula.kemiringan gelombang adalah perbandingan antara tinggi dan panjang gelombang.frekuensi gelombang adalah jumlah gelombang yang terjadi dalam satu-satuan waktu.
2.2 Parameter Kimia
 Salinitas
Salinitas adalah tingkat keasinan kadar garam terlarut dalam air,salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah .tetapi secara ideal,salinitas ini merupakan jumlah dari seluruh garam-garaman dalam garam pada setiap kilogram air laut.secara praktis,adalah susah untuk mengukur salinitas dilaut,oleh karena itu penentuan harga salinitas dilakukan dengan meninjau komponen yang terpenting saja yaitu klorida (ci).kandungan klorida ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah dalam gram Ion klorida satu kilogram air laut dan jika semua halogen digantikan oleh klorida.
Kandungan garam pada sebagian besar danau,sungai,dan saluran air alami sangat kecil sehingga air ditempat ini dikatagorikan sebagai air tawar.kandungan garam sebenarnya padaair ini,secara difinisi kurang dari 0,055% dan jika lebih dari itu,air dikatagorikan sebagai air payau/menjadi saline bila konsentrasinya 3 sampai 5% lebih dari 5% ia disebut brine.
 Derajat kesamaan (pH)
pH adalah tingkatan yang menunjukkan asam/basanya suatu larutan yang diukur pada skala 00 sampai dengan 14. Sebagian besar biota akuatik sensitive terhadap perubahan pH dan menyukai nilai pH 7-8,5. Nilai pH sangat memperanguhi nilai proses biokimia perairan misalnya proses nitrifikasi akan berakhir jika pH rendah. (Novotnydan Olem dalam Effendi, 2003).
Sebagian besar tumbuhan air mati karena tidak dapat bertoleransi terhadap pH rendah. Haslam 1995, ( dalam Effendi 2003).
BAB III BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Pratikum dilaksanakan pada tanggal 23 desember sampai 24 – 2009 pada pukul 12:30 wib s/d 15:00 wib.
Praktikum ini dilaksanakan di Kabupaten simeulue tepatnya di desa/kel busong dan dipulau simenahan.
3.2 Bahan dan Alat
Pada Praktikum Osseanografi ini, alat-alat yang digunakan adalah
• Thermometer untuk mengukur suhu
• Seichi disk untuk mengukur kecerahan
• pH indicator ( Kertas Lakmus ) Untuk mengukur pH
• Papan silang dan Stopwacht untuk mengukur arus
• Refraktometer untuk mengukur salinitas
• Kayu Meteran untuk mengukur Pasang surut
3.3 Metode Pratikum
 Pasang Surut
Pasang surut diukur dengan menggunakan kayu meteran yang di celupkan kedalam perairan. Pasang surut di ukur ketika terjadi pasang di laut
 Suhu
Pengukuran suhu digunakan thermometer yang dicelupkan kedalam perairan yang kondisi awal thermometer pada posisi 0 C. nilai suhu diperoleh setelah thermometer direndam didalam air selama 1 sampai 5 menit. Pengukuran juga dilakukan pada tiga titik yang berbeda.
 kecerahan
Kecerahan merupakan gambaran kedalaman air yang tembus cahaya dan visible untuk matapada umumnya. Pengukuran kecerahan digunakan alat yakni Seichi disk yang dicelupkan kedalam perairan dan dilihat dari jarak tampak dan jarak hilang seichi disk didalam air. Titik hilang adalah panjang ketika warna hitam dan putih tidak kelihatan ketika sechidisch diturunkan dan titik tampak adalah ketika warna hitam dan putih terlihat ketika seichidisk diangkat perlahan dari batas jarak hilang. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali pada titik yang berbeda.
Rumus kecerahan :
Kecerahan = jarak hilang+jarak tampak
2
 Salinitas
Mengukur salinitas dengan menggunakan refraktometer. Sampel air laut diteteskan pada kaca refraktometer diarahkan kesumber cahaya untuk mempermudah kita melihat hasilnya. Sebelum dilakukan pengukuran refraktometer terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan aquadest yang diteteskan pada kaca refraktometer. Salinitas dilakukan pengukuran sebanyak tiga kali pada titik yang berbeda. Pada setiap titik juga dikalibrasi dengan aquadest agar mendapatkan hasil yang optimal. Hasil yang di dapat antara lain : di titik 1 salinitasnya (35ppt), titik 2 (35ppt),dan di titik 3 (35ppt).
 pH air laut
Pada pengukuran pH dengan menggunakan pH indicator (Kertas Lakmus) yang dicelupkan kedalam perairan dan dibiarkan selama beberap menit. Kemudian tentukan besar pH dengan perbandingan warna kertas dengan tabel warna penentu besar pH pada kotak pH indicator untuk mendapatkan nilai pHnya.
Pengukuran dilakukan pada tiga titik yang berbeda.
 menghitung kecepatan
Kecepatan diukur dengan menggunakan papan silang diatas permukaan air laut, panjang tali yang dipakai dicatat sebagai nilai jarak (s),waktu ujung dibutuhkan oleh papan silang dari awal pelepasan sampai saat tali merenggang sebagai waktu (t),nilai kecepatan (v),dan pengukuran kecepatan dilakukan sebanyak tiga kali.
Rumus kecepatan
Kecepatan= jarak tempuh (m)
Waktu (s)
 Penentuan arah
Arah arus dilihat dari pergerakan papan silang ketika melakukan pengukuran kecepatan arus dan untuk menentukan derajat arahnya,dibantu dengan menggunakan kompas bidik.arah arus dilakukan penentuan arah sebanyak tiga kali.
3.4 Analisis data
Laporan Hasil penelitian ini di analisis dengan menggunakan mikrosof Word dan excel. Data yang di analisis dengan mikrosof excel yaitu table dan pembahasan data dengan menggunakan Mikrosof Word. Hasil data diambil berdasarkan hasil penelitian dilapangan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Parameter Titik I Titik II Titik III Nilaai Rata-Rata
Suhu 30˚ C 31˚ C 30˚ C 30,6˚ C
Kecerahan - - - -
Salinitas 35 ppt 35 ppt 35 ppt 35 ppt
pH 8 8 8 8
Arus - - - O,8 m/s
Gelombang - - - -
Tabel 1.1 Hasil penelitian pengukuran kualitas air di Kabupaten Simeulu.
4.1 Keadaan umum lokasi
Lokasi laut dibusong terletak dibagian pulau senabang/siemeulu,pulau simanaha yang memiliki topografi pegunungan dan langsung berhubung dengan laut.kota senabang/siemeulu digolongkan kedalam kota mati dikarenakan jumlah penduduk yang relative sedikit,masyarakat senabang kebanyakan adalah nelayan dan penyediaan seperti kita lihat dikantor DKP,mes dan penyewaan alat selam keliling (touring),dan pulau asosoris terbuat dari beberapa jenis yang ada didalam laut di senabang/ siemeulu.
4.2 Kualitas fisika dan kimia perairan
 Suhu
Suhu diambil dari tiga titik lokasi pengukuran dan pengambilan suhu diambil dari laut kedarat. Hasil yang didapat adalah :
• Titik I : 30˚ C
• Titik II : 31˚ C
• Titik III : 30˚ C
Suhu air laut kedarat semakin panas,hal ini disebabkan oleh semakin kerah darat semakin dangkal sehingga proses pemasaran massa air akan lebih cepat dan massa air juga semakin kecil.
 Salinitas
Salinitas perairan yang diproses dalam perairan air laut didesa /kel busong/yang terdapat dipulau simenahan hasil dari stasiun 1,2dan 3 sama semua yaitu 35 ppt
 pH (derajat keasaman)
PH peraiaran yang diperoleh dipulau simenaha distasiun 1( 8 ppt),PH ini masih didalam kondisi normal yang umumnya berkisar kestasiun 2 (8 ppt) dan hal ini menunjukkan air laut mempunyai kemampuan yang besar untuk mencegah perubahan PH stasiun 3 sama dengan stasiun 1 dan 2 juga yaitu 8 ppt.
 Kecerahan
Nilai kecerahan tidak didapatkan dikarenakan tidak dilakukan pengukuran berhubung kondisi cuaca tidak mendukung.
 Kecepatan dan arah arus
Nilai kecepatan dan arah arus diperoleh dengan diadakannya 3 kali,tidak ada karena tidak ada prakteknya waktu disenabang/siemeulu.
Arah arusnya adalah ketimur laut dan kecepatan rata-rata arus dipantai busong 0,8 m/s.arah arus dipulau simeulu cenderung kearah timur kelaut,kecepatan dan arah arus dipengaruhi oleh beberapa factor seperti angin dan hambatan arus.
4.3 Analisis parameter yang diperoleh dengan keadaan lingkungan
Keadaan lingkungan dibusong melakukan pratikum dalam pengambilan data pratikum seperti suhu,salinitas,kecerahan,PH,arus dan gelombang dalam kedaan hujan dan sedangkan untuk pengukura dilaksanakan di pulau simenahan.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan percobaan mengenai kondisi perairan yang dilihat dari parameter fisika dan kimia, perairan laut dibusong dan dipulau simenahan baik untuk tumbuhnya mikroorganisme. dimana parameter fisika dan kimia masih dalam kisaran normal.
5.2 Saran
• Dalam melakukan pratikum yang akan datang sebaiknya pengukuran pasang surut dan kecerahan harus diadakan pengukuran serta dosen yang bersangkutan harus ikut serta dalam pelaksanaan pratikum.
• Sebaiknya Laboratorium menyediakan alat dan bahan yang cukup layak untuk digunakan
DAFTAR PUSTAKA
o Asdak, C,2002, Hidrologi dan Pengelolaan Aliran sungai, Gadjah Mada, UniversityPress. Yogyakarta, 618, Hal
o (anonym), 2009 microsopic viewof oseanografi. www.google.co.id
(dikunjungi pada tanggal 06 januari 2010)
o (anonym), 2009 microsopic viewof oseanografi. www.wikipedia.com
(dikunjungi pada tanggal 06 januari 2010)
o Effendi, H., 2003. Telaah Kualitas Air. Penerbit Kanius. Yogyakarta. 258 Hal
o Hadikusumah, P. 1988. Kondisi Arus Pasang Surut Diperairan Ujung Watu Jeparadalam Proseding seminar EkologiLaut dan Pesisir I. Puslitbang LIPI dan Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI).
o ∆ Liedis,E.L (1980).The practical salinity scale (1978) and Its antecedents. 1EEE j.Ocean.Eng, OE-5 (1) : 3-8.
o ∆ Unesco (1981 a). The Practical salinity scale (1978) and The International Eguation of stale of seawater (1980).Tech.pap.marsci.36 : 25 pp

Tidak ada komentar:

Posting Komentar