Welcome to My Room

Serba-Serbi Perikanan, Bisnis Online dan LUAT TAH.| Menyediakan Pemesanan Benih Lele Sangkuriang (Khusus Wilayah Aceh)Hub : 082366262006

Rabu, 11 Mei 2011

Teknik Pembenihan Ikan Mas


BAB. I  PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Secara ekonomis usaha budidaya ikan sangat menguntungkan dan juga sangat mendukung bagi pemenuhan gizi masyarakat. Sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan manfaat ikan, maka tingkat kebutuhan akan daging ikan semakin meningkat (Anonim, 2006).
Ketersediaan sumberdaya perairan yang luas dan sumberdaya manusia yang melimpah merupakan modal dasar untuk meningkatkan dan mengembangkan pembangunan perikanan di Indonesia. Salah satu upaya pengembangan budidaya perikanan di Indonesia adalah mengembangkan usaha budidaya ikan air tawar khususnya ikan mas (Anonim, 2001).
Jenis ikan yang banyak dibudidayakan hampir diseluruh propinsi di indonesia adalah ikan mas (Cyprinus carpio). Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan spesies yang mudah dibudidayakan dan dapat berkembang dengan baik. Daya adaptasi yang tinggi menyebabkan ikan mas dapat hidup dalam dataran rendah sampai dataran tinggi. Disamping itu preferensi masyarakat terhadap ikan mas cukup tinggi. Produksi ikan mas semakin meningkat sejalan dengan peningakatan permintaan untuk memenuhi konsumen dalam negeri (Anonim., 2002)
Disamping itu Ikan mas (Cyprinus carpio ) juga merupakan jenis ikan air tawar yang hidup di perairan yang mengalir tenang dengan suhu sejuk. Keunggulan ikan mas bagi para petani antara lain, mudah dipelihara karena pemakan apa saja dan dapat hidup di air yang tergenang. Selain itu, harga ikan mas tidak terlalu mahal, artinya dapat terjangkau oleh semua golongan. Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila ikan mas termasuk salah satu komoditas unggulan di sector perikanan air tawar (Khairuman, dkk, 2001).
Ikan mas (Cyprinus carpio) banyak dikonsumsi karena rasanya yang enak, gurih dan mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1981), ikan mas mengandung protein 4,5 gram, karbohidrat 23,1 gram, dan lemak 0,2 gram. Selain itu mengandung kalori, fosfor (P) 134 mg, kalsium (Ca) 42 mg, besi (Fe) 1 mg, Vitamin B1 0,22 mg dan air sebanyak 71 mg. Tidak mengherankan bila minat masyarakat untuk mengosumsi ikan mas semakin meningkat seiring dengan peningkatan taraf hidup masyarakat (Hardjamulia, 1988).
Ikan mas juga merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang tergolong memiliki nilai ekonomis penting. Ikan konsumsi ini termasuk salah satu komoditas sektor perikanan air tawar yang terus berkembang pesat dari waktu ke waktu (Anonim., 2002)
Mulai tahun 1990-an, budidaya ikan mas telah mengarah kepada konsep agribisnis yang dibagi menjadi beberapa subsistem. Subsistem pada budidaya ikan mas tersebut terdiri dari subsistem pembenihan, subsistem pendederan, dan subsistem pembesaran. Setiap subsistem tersebut tidak dapat terpisahkan satu sama lain, bahkan saling terkait erat. Teknologi yang diterapkan pada sub usaha pembesaran sebagian besar sudah mengarah kepada pola intensifikasi walaupun masih perlu beberapa perbaikan. Sementara itu, pada sub usaha pembenihan dan pendederan, intensifikasi masih perlu ditingkatkan lagi, terutama untuk meningkatkan produksi guna memenuhi kebutuhan pada kegiatan pembesaran (Khairuman et al.,2005).
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dikembangkan pengetahuan tentang teknik pembenihan ikan mas agar menghasilkan benih yang yang unggul dan berkualitas serta berkelanjutan.

1.2  Maksud dan Tujuan
            Maksud dari pelaksanaan praktek kerja lapang ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan dan gambaran secara langsung mengenai teknik pembenihan ikan mas di Balai Benih Multi Species Fish (BBMSF) Trieng Gadeng Kabupaten Pidie Jaya Provinsi Aceh.
Tujuan dari praktek kerja lapang ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan kerja khususnya mengenai teknik pembenihan ikan mas dengan memadukan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah dengan kenyataan di lapang.



1.3  Manfaat
Manfaat dari praktek kerja lapang ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa di lapang serta memahami permasalahan yang timbul dalam teknik pembenihan ikan mas sehingga diharapkan akan dapat melakukan pembenihan ikan mas dengan baik, serta mampu mengatasi permasalahan yang timbul dan nantinya akan menambah informasi untuk penelitian lebih lanjut tentang ikan mas.
BAB II  TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Mas
Secara morfologi bentuk tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih tegak (compressed). Mulut berada di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (protaktif). Bagian ujung mulut memiliki dua pasang sungut. Di ujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) yang tersusun dari tiga baris gigi geraham. Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik, kecuali beberapa varietas yang memiliki sedikit sisik. Sisik ikan mas yang berukuran relatif besar digolongkan ke dalam sisik tipe lingkaran (sikloid) dan terletak beraturan (Rochdianto, 2005).
Menurut Sutisna dan Sutarmono (1995), klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut:
Filum          : Chordata
Kelas          : Pisces
Sub kelas    : Teleostei
Ordo           : Ostariophisi
Sub ordo    : Cyprinidea
Family        : Cyprinidae
Genus         : Cyprinus
Spesies       : Cyprinus carpio
Menurut Khairuman et.al (2005), tubuh ikan mas dilengkapi juga dengan sirip. Sirip punggung (dorsal) memanjang dan bagian belakangnya berjari keras. Sementara itu, ketiga dan keempatnya bergerigi. Letak sirip punggung berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral). Sirip dubur (anal) mempunyai ciri seperti sirip punggung, yakni berjari keras dan bergerigi. Garis rusuk atau gurat sisi (linea literalis) pada ikan mas berada di pertengahan tubuh mulai dari belakang tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor.

2.2 Habitat dan Penyebaran
Di alam asli, ikan mas dapat ditemui di pinggiran sungai, danau, atau perairan tawar lainnya yang keadaan air tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras. Meskipun ikan mas termasuk ikan air tawar, namun tidak jarang ikan ini ditemui hidup di daerah muara sungai yang berair payau (Djarijah, 2001).
Khairuman et.al (2005), menyatakan ikan mas dapat hidup di tempat (habitat) perairan air tawar yang tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, misalnya di pinggiran sungai atau danau. Ikan ini dapat hidup baik di ketinggian 150-600 meter di atas permukaan laut (dpl) dan pada suhu 25–300C.
Ikan mas yang dibudidayakan di areal perkolaman dapat dikawinkan sepanjang tahun (tidak mengenal musim). Tetapi di alam aslinya misal: sungai, danau ataupun genangan air lainnya, ikan mas memijah pada awal atau sepanjang musim penghujan. Biasanya memijah pada perairan dangkal, setelah mengalami kekeringan musim kemarau, dan menempelkan seluruh telurnya pada tanaman atau rerumputan di tepi perairan. Atas dasar inilah orang kemudian beranggapan bahwa ikan mas yang akan memijah harus didahului dengan tindakan memanipulasi lingkungan yang meliputi pengeringan kolam dan pengisian air baru. Sebagai bahan penempel telurnya digunakan kakaban, yaitu ijuk yang dijepitkan di dua bilah bambu (Pribadi, 2002).

2.3 Perkembangbiakan
Djarijah (2001), menyatakan di wilayah beriklim tropis, ikan mas mencapai tingkat kedewasaan yaitu sekitar umur 1–2 tahun dengan kisaran berat antara 1,5 - 2 kg/ekor untuk betina. Sedangkan ikan mas jantan mencapai matang kelamin relatif lebih mudah dari pada betina yaitu 8 bulan dengan berat badan 0,5 – 0,7 kg/ekor. Proses matang kelamin ikan mas berlangsung relatif lama dan pelan-pelan. Perkembangan gametnya sangat dipengaruhi oleh temperatur lingkungan. Perkembangan telur dan sperma induk ikan mas yang hidup di daerah tropis relatif lebih cepat dibandingkan dengan kawasan subtropis.
Siklus reproduksi ikan mas dimulai di dalam gonad, yaitu ovari pada ikan betina dan testis pada ikan jantan. Dari ovari akan dihasilkan telur dan dari testis akan dihasilkan spermatozoa. Pemijahan pada ikan mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim. Secara alami pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar. Menjelang ikan mas memijah induk-induk ikan mas bersifat lebih agresif. Di alam telah menjadi kebiasaan, sebelum memijah ikan akan mencari tempat rimbun dengan tanaman air atau rumput-rumput yang menutupi permukaan air. Substrat-substrat tersebut dapat merangsang pemijahan dan digunakan untuk meletakan telur-telurnya. Sifat telur ikan mas adalah melekat pada substrat. Telur- telur ikan mas berbentuk bulat, bening, dan ukurannya bervariasi menurut umur dan bobot induk. Diameter telur ikan mas tersebut antara 1,5 - 1,8 mm dengan bobot antara 0,17 - 0,20 mg (Kilawati, 2004).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar